RELA MENJADI ABU
Bagiku, hari minggu itu begitu berbeda dengan hari minggu biasanya. Aku berhias diri menjadi pagar ayu pada pesta pernikahan kakak sepupuku, kak Nia. Saat itulah pertama kali aku merasakan getaran kencang dalam dadaku. Aku melihat seorang laki-laki yang duduk diantara tamu-tamu lainnya, memakai kemeja berwarna ungu. Matanya bersinar, tubuhnya yang gagah menambah aura diwajahnya. Dia sungguh tampan dan menarik hati,kak Indra namanya. Sebenarnya, dia masih saudaraku juga. Oh,ternyata...........inikah yang dinamakan "CINTA"?
Hari demi hari, bulan demi bulanpun berlalu. Kami lebih mengenal satu sama lain, saat itu kak Indra masih kuliah di salah satu prguruan tinggi di Bandung. Setiap satu minggu sekali, dia pulang ke Tasikmalaya untuk menjenguk kakek dan neneknya. Selain itu, dia juga selalu menyempatkan diri untuk menjemputku sepulang sekolah.
Memang, ku akui perbedaan diantara kami sangat menonjol. Usia kami berbeda 9 tahun. Banyak hal menyenangkan yang pernah kami lewati bersama. Tapi, ada satu hal yang paling mengesankan bagiku. Dia memberiku poto dalam sebuah untaian puisi yang isinya:
apa saja yang pernah kamu
lakukan, katakan, perlihatkan atau alami
semua itu menunjukan padaku
hingga memberimu kebahagiaan
dan kamu harus membiarkan semua
yang ingin aku lakukan
karena aku mencintaimu
dan ingin memberimu kebahagiaan
Awalnya, aku tak mengerti maksud isi puisi itu. Mulai saat itu, kami tidak pernah berhubungan lagi. No HPnya pun sudah tidak aktif, kini hanya tinggal kenangan masa laluku. Dia menghilang dari kehidupanku07 Juli 2007 bertepatn dengan hari ultah Kak Indra yang ke 24, ibu mengajakku ke sebuah acara pernikahan. Langit cerah memayungi perjalanan kami, setelah berjalan sekitar 500 meter, janur kuningpun terlihat melambai-lambai. Tak bis ku percaya ternyata hatiku tak secerah langit pada hari itu, ku lihat seseorang yang ku sayangi duduk di pelaminan bersama wanita berparas cantik, tampak elegan dan berwibawa.
Aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku merasakan gejolak api yang membuatku ingin mencucurkan air mata. Akhirnya, aku mengerti maksud puisinya itu. Aku menghargai dan mengerti atas keputusannya itu.
"Selamat mnempuh hidup baru, semoga kalian berbahagia untuk selamanya."Satu hal yang bisa ku pelajari dari pengalamanku ini, ternyata tak selamanya cinta itu harus saling memiliki.
By: Farida S(X.H-sixtaz)
AMERIKA VS IRAK
Tahun 2002 saat itu sedang berlangsung perang besar antara Amerika dan Irak. Perang tersebut terjadi karena Amerika mengira bahwa Irak mempunyai senjata nuklir. Amerika merasa khawatir senjata nuklir tersebut akan mengacaukan keselamatan dan keberadaan Amerika.
Pada tahun itu pula, perang besar terjadi di sekolahku. Perang tersebut terjadi antara perempuan kelas 6 dan anak laki-laki kelas 1, dan aku yerlibat dalam perang itu. Perang yang telah membuat hari-hari terakhirku di SD bermakna dan penuh kanangan.
Ketika itu aku masih kelas 6 semester 1. Aku sangat senang jika waktu istirahat tiba, karena pada waktu itu aku bisa mengistirahatkan otakku yang telah dipakai berfikir. Apalagi jika ada ulangan matematika, melihat soalnya aja rasanya aku ingin cepat-cepat istirahat.
"teeeet.............teeeet................teeeet........"
Bunyi itulah yang sangat aku sukai, bel istirahat. Dan jika bel telah berbunyi, aku dan teman-teman menyiapkan tempat untuk beristirahat dan itu biasanya di bawah pohon bunga kertas, di depan kelas. Ketika kami sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ada dua orang anak kelas 1 yang melintas sambil berkejar-kejaran di depan kami. Sekali dua kali, kami masih bisa memaklumi mereka yang hanya seorang anak kelas 1 yang baru masuk. Nampaknya, kesabaran kami memang benar-benar diuji. Mereka kembali melakukan hal yang sama, tapi kali ini mereka telah membuat kami benar-benar kesal dan merasa sangat terganggu.
"hei jangan kejar-kejaran di sini dong, kami kan sedang mengobrol!" bemtakku pada mereka.
"suka-suka kita!"jawab mereka.
mendengar jawaban mereka yang seperti itu, kami merasa tersinggung dan merasa tidak dihormati.
"woy,anak-anak nakal sini!"kata Esti, salah satu dari kami yang sedang berkumpul.
anak-anak itu tak menghiraukan perkataan Esti. Spontan, Estipunn kesal dan Esti membawa paksa satu anak itu dan menyandranya di kelas kami. anak itu bernama Bayu.
"Ti,mau diapain itu anak?"tanya Ani.
"dikasih pelajaran biar kapok". Jawabnya tegas.
beberapa menit kemudian...........................
"Ti le[pasin tuh si Bayu, anak orang tau !". Kata Leni.
Tanpa fikir panjang lagi, Esti langsung menuruti permintaan Leni dan melepaskan Bayu dari sandraannya. Ketika pintu dibuka dan Bayu dilepaskan, bayu malah pergi lari tanpa mengucapkan terimakasih dan keluar dengan wajah tanpa dosa.
tidak lama kemudian bayu and the ganek datang dan mengganggu kami lagi, terutama Esti.
"Eh jangan gitu dong, entar disandra lagi. Kamu mau??'aku mencoba menakut-nakuti Bayu and the ganek.
"Byarin aja........!"jawab Bayu enteng.
mungkin mereka mengira, perkataanku pada mereka hanyalah sebuah bentakkan semata. Esti kembali menyandra Bayu. Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara seperti orang yang sedang menangis.
"Hei temen-temen, dengar suara ga?kaya orang nangis gituh"tanyaku.
"Ehm....iyaya Bayu kali.kita udah lumayan lama menyandra dia.Ti, lepasin aja kasihan tu anak"kata Leni.
Estipun membukakan pintu, benar saja bayu yang sedang menangis.
"Dasar anak cengeng........!!"teriak kami.
Dia tidak menghiraukan teriakan kami dan terus berlari menuju kelasnya.
eesokan harinya, kami beristirahat seperti biasanya di bawah pohon bunga kertas sanbil ngobrol. Ketika kami sedang asyik ngobrol, tiba-tiba di sekeliling kami menjadi kotor oleh sampah kertas yang di lemparkan ke arah kami. Tak disangka itu semua adalah ulah anak kelas 1.
istirahat kali itu memang sungguh sangat menyebalkan dan melelahkan, karena sepanjang waktu istirahat kami gunakan untuk saling melempar kertas atau kami menyebutkan perang. Ketika perang tersebut berlangsung, salah satu dari mereka mengucapkan sesuatu
"ka, kami tentara amerika akan membasmi kalian tentara Irak yang telah menyandra bos kami, bos Bayu!!".
awalnya, kami kira itu hanya ocehan anak kecil. Maka dari itu kami meladeni mereka.
"ok!!!siapa takut, kami rakyat Irak takkan pernah membiarkan kalian tentara Amerika meninda kami". Kataku.
tak lama setelah aku berucap itu, anak-anak kelas 1 tersebut memulai perang dengan melempar-lemparkan kertas ke arah kami. Kamipun kaget, ternyata mereka tidak bercanda. Kami hanya bisa membalas dengan kertas yang mereka lemparkan kepada kami, karena kami tidak menyangka akan seperti ini.
"teeeet.........teeeeeet..............teeeeet............."
akhirnya masuk juga, aku dan teman-teman sudah capek. Kami terselamatkan dan kami bertekad :"kami anak kelas 6 yang mereka sebut rakyat Irak takkan pernah kalah".
Seperti perng pada umumnya, kamipun membuat strategi untuk mengalahkan tentara Amerika itu. Kami ingin cepat-cepat menyelesaikan perang ini.
Hari ke 3, puncaknya perang akan dimulai. Kami cepat-cepat melaksanakan strategi kami, yaitu strategi menyerang. Dari awal pertempuran, kami sudah menyerang dengan melempari mereka kertas. Tetapi sayang , strategi kami tidak mempan. Mereka tampak beringas, semua itu terbukti dengan tertangkapnya Esti oleh anak-anak kelas 1 yang dibantu oleh anak-anak kelas 3.
"Toloooong........toloooong" teriak Esti.
mendengar teriakan Esti, kami langsung menolongnya dan mendorong anak-anak yang memegangnya. Bantuan kami nampaknya tak berarti. Selain mereka dibantu anak kelas 3, mereka juga dibantu oleh anak-anak kelas 2. Kamipun mengaku kalah. Pahit dan sakit, tapi menyenangkan.
Seiring perang kami di sekolah selesai dengan kemenangan anak-anak kelas 1, perang Amerika vs Irakpun berakhir. Dan yang menang adalah Amerika. Dengan berakhirnya kejadian itu, kami jadi bersahabat. Dimana ada anak kelas 6 disana pasti ada anak kelas 1. Kamipun hidup rukun, dan mudah-mudahan Amerika dan Irakpun dapat bersahabat, hidup rukun seperti kami.
Saat perpisahan kami merasa sangat sedih dan terharu mendengar apa yang mereka katakan.
"kak, maafkan kami!! kami benar0benar minta maaf dan mengucapkan terimakasih karna kakak telah memberikan peperangan yang hebat buat kami. Kalian adalah musuh yang kuat, kami sayang kalian, hidup Irak!!" ucap mereka.
By : Tina Rahim (XI IA 4-sixtaz)